Wednesday, 27 June 2012

gunung merbabu

Gunung Merbabu terletak di jawa tengah dengan ketinggian 3.142M dpl pada puncak Kenteng Songo. Gunung Merbabu berasal dari kata "meru" yang berarti gunung dan "babu" yang berarti wanita. Gunung ini dikenal sebagai gunung tidur meskipun sebenarnya memiliki 5 buah kawah: kawah Condrodimuko, kawah Kombang, Kendang, Rebab, dan kawah Sambernyowo.
Terdapat 2 buah puncak yakni puncak Syarif (3119m) dan puncak Kenteng Songo (3142m). Puncak Gn.Merbabu dapat ditempuh dari Cunthel, Thekelan, (Kopeng / Salatiga) Wekas (Kaponan / Magelang) atau dari selo (Boyolali). Perjalanan akan sangat menarik bila Anda berangkat dari jalur Utara (Wekas, Cunthel, Thekelan) turun kembali lewat jalur selatan (Selo).

Gunung semeru


Gunung Semeru
 

Gunung Semeru atau dikenal juga sebagai Mahameru adalah gunung tertinggi di pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung berapi teraktif yang ada di Indonesia. Salah satu keunikan dari gunung ini ialah kawahnya selalu mengeluarkan letupan secara berkala setiap 15 – 20 menit sekali, menimbulkan kepulan asap abu bahkan kadang-kadang bercampur batu kerikil ke udara. Pemandangan yang ditimbulkan sangatlah spektakuler. Untuk dapat mendaki ke puncak Mahameru diperlukan persiapan fisik dan logistik yang matang, juga pengetahuan pendakian yang memadai, bayarannya ialah anda akan mendapatkan pemandangan yang spektakuler dan pengalaman yang tak akan terlupakan.

gunung merapi

Bagi pecinta tantangan di alam terbuka, objek wisata Gunung Merapi patut disinggahi. Sekitar 30-an km utara kota Jogja kamu akan sampai di Gunung Merapi, salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia. Meletus lebih dari 37 kali, yang terbesar pada tahun 1972, menewaskan 3000 jiwa. Sekalipun begitu, gunung dengan ketinggian 2968 meter dpl ini menawarkan panorama alam yang sulit untuk diabaikan. Makanya, banyak pendaki gunung ataupun pecinta alam yang merasa belum puas jika belum sempat menginjakkan kakinya di puncak gunung ini.

Jalur Pendakian Gunung Merapi

gunung bromo

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki tipe ekosistem sub-montana, montana dan sub-alphin dengan pohon-pohon yang besar dan berusia ratusan tahun.
Beberapa jenis tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru antara lain jamuju (Dacrycarpus imbricatus), cemara gunung (Casuarina sp.), eidelweis (Anaphalis javanica), berbagai jenis anggrek dan jenis rumput langka (Styphelia pungieus).
Terdapat sekitar 137 jenis burung, 22 jenis mamalia dan 4 jenis reptilia di taman nasional ini
Satwa langka dan dilindungi yang terdapat di taman nasional ini antara lain luwak (Pardofelis marmorata), rusa (Cervus timorensis ), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus muntjak ), ayam hutan merah (Gallus gallus), macan tutul (Panthera pardus ), ajag (Cuon alpinus ); dan berbagai jenis burung seperti alap-alap burung (Accipiter virgatus ), rangkong (Buceros rhinoceros silvestris), elang ular bido (Spilornis cheela bido), srigunting hitam (Dicrurus macrocercus), elang bondol (Haliastur indus), dan belibis yang hidup di Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo.

gunung selok

Gunung selok sebenarnya merupakan area hutan yang di kelola oleh Perum Perhutani KPH Banyumas Timur . Seluas 236, 7 Ha yang merupakan sebuah bukit yang ada di wilayah Desa Karangbenda Kecamatan Adipala dengan ketinggian 0 sampai dengan 150 meter diatas permukaaan laut .
Untuk menuju gunung selok dapat dicapai dengan kendaraan penumpang bus atau angkutan pedesaan atau kendaraan pribadi dari terminal Adipala .
Gunung selok merupakan wisata yang nyaman mengasyikan dan unik, karena lokasi ini menyajikan perpaduan keindahan alam berupa hutan bukit goa-goa alam Benteng peninggalan jepang yang konon ada 25 benteng dan pantai laut selatan .

Tuesday, 26 June 2012

gunung sindoro

Gunung Sundoro - 3.136 m.dpl, setidaknya ada tiga nama yang dikenal baik oleh masyarakat, Sindoro, Sundoro atau Sendoro. Adalah termasuk dalam jajaran gunung berapi yang mempunyai bentuk kerucut dengan tipe Strato. Dari kejauhan nampak seperti dua saudara kembar antara Sundoro dan Sumbing, berdiri kokoh di batas Kabupaten Temanggung sebelah barat dan sebelah timur kota Wonosobo. Diantara keduanya, dipisahkan oleh pelana Kledung (1.405 m.dpl) yang melintasi jalan raya, menghubungkan Wonosobo dengan kota Magelang

Gunung Sundoro mempunyai Koordinat/ Geografi pada 7° 18'LS dan 109° 59.5' BT dan memiliki areal Kawasan Hutan cukup luas yang di kelola oleh PERHUTANI Wonosobo (772 m.dpl) dan Temanggung. Berada di puncaknya, kita bisa melihat pemandangan disekitarnya, bagian lereng gunung ditanami hamparan kebun teh yang mengelilingi menjadikan lereng sindoro terlihat hijau sepanjang tahun.

Gunung Sumbing

Gunung Sumbing adalah gunung tertinggi ke dua di Jawa Tengah dengan ketinggian mencapai 3.371 meter di atas permukaan laut. Gunung ini berhadapan dengan Gn.Sundoro yang dikenal sebagai gunung kembar. Jalan menuju ke puncak pun terjal dan penuh liku. Sebuah petualangan yang sangat menarik dan menakjubkan. Gunung Sumbing dapat didaki melalui dua rute yakni dari Base Camp Garung yang berada di desa Garung, kecamatan Kalikajar, kabupaten Wonosobo. Atau dari Base Camp Cepit, yang berada di desa Pagergunung, kecamatan Bulu, kabupaten Temanggung.
Seperti halnya gunung-gunung di Jawa lainnya, setiap tanggal 1 Suro (tahun baru Jawa) dan tanggal 21 Poso (bulan Jawa), sudah menjadi tradisi masyarakat setempat untuk melakukan jiarah ke puncak Gn. Sumbing. Di mana terdapat makan Ki Ageng Makukuh. Menurut kepercayaan penduduk setempat agar selamat dan terhindar dari mara bahaya, anak-anak dibiarkan berambut Gimbal. Masyarakat lereng Gn. Sumbing sangat menyukai kesenian tradisional seperti Kethoprak, Kuda Lumping atau Jathilan, kesenian ini sering dipentaskan di setiap desa.

Thursday, 21 June 2012

gunung slamet







Gunung Slamet adalah gunung yang berada di kabupaten Purbalingga, Brebes dan Banjarnegara. Tepatnya di sebelah Barat kota Purbalingga dan sebelah Utara kota Purwokerto pada ketinggian Gunung ini mencapai 3432 m dpl dan termasuk gunung berapi tertinggi di Jawa dengan memiliki 4 buah kawah aktif yang terletak di puncaknya, sehingga dianjurkan untuk mendaki puncak sebelum pukul 10 pagi untuk menghindari adanya gas beracun. Dari puncak dapat terlihat gunung-gunung lainnya di jawa tengah seperti gunung Sumbing, Sindoro, merbabu, merapi bahkan kalau sedang cerah bisa melihat gunung Lawu.

Wednesday, 20 June 2012

gunung lawu


Nama asli Gunung Lawu adalah Wukir Mahendra. Menurut legenda, Gunung Lawu merupakan kerajaan pertama di pulau Jawa yang dipimpin oleh raja yang dikirim dari Khayangan karena terpana melihat keindahan alam diseputar Gunung Lawu. Sejak jaman Prabu Brawijaya V, raja Majapahit pada abad ke 15 hingga kerajaan Mataram II banyak upacara spiritual diselenggarakan di Gunung Lawu. Hingga saat ini Gunung Lawu masih mempunyai ikatan yang erat dengan Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta terutama pada bulan Suro. Saat itu, para kerabat Keraton sering berziarah ke tempat-tempat keramat di puncak Gunung Lawu.

pendakian gunung

  Banyak remaja sering mengisi waktu liburan dengan naik gunung. Namun, karena ketidak-tahuan, kegiatan fisik berat itu sering tidak disiapkan dengan baik.Padahal, mendaki gunung ditentukan oleh faktor ekstern dan intern, dan kebugaran fisik mutlak diperlukan.

Pendaki gunung legendaris asal Inggris, Sir George Leigh Mallory, kerap menjawab pendek pertanyaan mengapa ia begitu tergila-gila naik gunung. *Because it is there, *ujarnya. Jawaban itu menggambarkan betapa luas pengalamannya mendaki gunung dan bertualang. Selain jawaban itu, masih banyak alasan mengapa seseorang mendaki gunung atau menggeluti kegiatan petualangan lainnya.

Anggota-anggota Mapala Universitas Indonesia-kelompok pencinta alam tertua (bersama Wanadri Bandung) di Indonesia-contohnya. Mereka punya alasan lebih panjang dari Mallory. Dalam halaman awal buku pegangan petualangan yang dimiliki seluruh anggotanya tertulis, Nasionalisme tidak dapat tumbuh dari slogan atau indoktrinasi. Cinta tanah air hanya tumbuh dari melihat langsung alam dan masyarakatnya. Untuk itulah kami naik gunung.

Yang jelas, tidak seorang petualang alam-komunitas di Indonesia lebih senang menggunakan istilah pencinta alam-melakukan kegiatan itu dengan alasan untuk gagah-gagahan. Karena bukan untuk gagah-gagahan, maka sebaiknya tidak ada istilah modal nekad dalam mendaki gunung.

Bagaimanapun, gunung dengan rimba liarnya, tebing terjal, udara dingin,kencangnya angin yang membuat tulang ngilu, malam yang gelap dan kabut yang pekat bukanlah habitat manusia modern. Bahaya yang dikandung alam itu akan menjadi semakin besar bila pendaki gunung tidak membekali diri dengan peralatan, kekuatan fisik, pengetahuan tentang alam, dan navigasi yang baik.

Tanpa persiapan yang baik, naik gunung tidak bermakna apa-apa. Secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya pendakian gunung. Pertama, faktor ekstern atau faktor yang berasal dari luar diri pendaki. Cuaca, kondisi alam, gas beracun yang dikandung gunung dan sebagainya yang merupakan sifat dan bagian alam. Karena itu, bahaya yang mungkin timbul seperti angin badai, pohon tumbang, letusan gunung atau meruapnya gas beracun dikategorikan sebagai bahaya objektif (objective danger). Seringkali faktor itu berubah dengan cepat di luar dugaan manusia.

Tidak ada seorang pendaki pun yang dapat mengatur bahaya objektif itu. Namun dia dapat menyiapkan diri menghadapi segala kemungkinan itu. Diri pendaki, segala persiapan, dan kemampuannya itulah yang menjadi faktor intern, faktor kedua yang berpengaruh pada sukses atau gagalnya mendaki gunung.

Bila pendaki tidak mempersiapkan pendakian, maka dia hanya memperbesar bahaya subyektif. Misalnya, bahaya kedinginan karena pendaki tidak membawa jaket tebal atau tenda untuk melawan dinginnya udara dan kencangnya angin.

Tidak bisa ditawar, mendaki gunung adalah kegiatan fisik berat. Karena itu, kebugaran fisik adalah hal mutlak. Untuk berjalan dan menarik badan dari rintangan dahan atau batu, otot tungkai dan tangan harus kuat. Untuk menahan beban ransel, otot bahu harus kuat. Daya tahan (endurance) amat diperlukan karena dibutuhkan perjalanan berjam-jam hingga hitungan hari untuk bisa tiba di puncak.

Bila tidak biasa berolahraga, calon pendaki sebaiknya melakukan jogging dua atau tiga kali seminggu, dilakukan dua hingga tiga minggu sebelum pendakian. Mulailah jogging tanpa memaksa diri, misalnya cukup 30 menit dengan lari-lari santai.

Tingkatkan waktu dan kecepatan jogging secara bertahap pada kesempatan berikutnya. Bila kegiatan itu terasa membosankan, dapat diselingi dengan berenang. Dua olahraga itu sangat bermanfaat meningkatkan endurance dan kapasitas maksimum paru-paru menyedot oksigen (Volume O2 maximum/VO2 max).
 baca lebih lanjut http://www.arismaduta.org

posting by:http://www.arismaduta.org